PENDAHULUAN
Pembukaan
lahan yang tidak menggunakan prinsip dapat mengakibatkan banyak hal
negatif, tidak hanya dalam hal pembukaannya tetapi juga pada penggunaan
dan pengelolaannya. Pembukaan secara besar-besaran antara lain
menggunakan alat-alat berat dapat menimbulkan pencemaran suara. Tidak
hanya itu, keterlambatan penanaman lahan yang telah dibuka juga banyak
menimbulkan erosi pada saat musim hujan. Sehingga banyak kemungkinan
perairan menjadi keruh dan pada gilirannya mengakibatkan gangguan
terhadap kehidupan perairan misalnya turunnya produksi
perikanan.sedangkan erosi yang terus menerus dan berlebihan mengakibatkan sedimentasi.
Kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi membuat orang lupa akan kelestarian
lingkungannya, namun seiring dengan itu usaha-usaha perbaikan lingkungan pun juga gencar dilaksanakan. Dalam tugas terstruktur ini akan dibahas tentang pembukaan lahan.
PEMBAHASAN
A. Pengenalan Lahan
Usaha untuk menaikkan daya tahan lingkungan dengan menambah luas lahan yang digunakan untuk pertanian merupakan reaksi terhadap kenaikan kepdatan penduduk. Reaksi tersebut merupakan akibat dari tekanan penduduk.
Tekanan penduduk terhadap lahan semakin diperbesar oleh bertambah sempitnya lahan pertanian karena digunakan untuk kepentingan lain, misalnya permukiman ,jalan dan pabrik. Kerusakan hutan
membawa banyak akibat. Hutan mempunyai fungsi perlindungan terhadap
tanah. Tetesan air hujan dengan energinya memukul permukaan tanah,
mengakibatkan mengelupasnya butir-butir tanah. Proses ini disebut dengan
erosi percikkan (splash erosion).
B. Sumber Degradasi Lahan
Degradasi adalah perubahan yang mengarah kepada kerusakan di muka bumi. Degradasi di sini artinya penurunan kualitas maupun perusakan lahan.
Penebangan hutan yang semena-mena merupakan degradasi lahan. Selain itu tidak terkendali dan tidak terencananya penebangan hutan
secara baik merupakan bahaya ekologis yang paling besar. Kerusakan
lahan atau tanah akan berpengaruh terhadap habitat semua makhluk hidup yang ada di dalamnya dan
kerusakan habitat sangat berpengaruh terhadap kelangsungan makhluk
hidup yang disangganya. Ada beberapa faktor penyebab terjadinya
degradasi yaitu:
- Erosi
- Pestisida
- Bahan radioaktif
- Pupuk kimia
- Deterjen
- Sampah organik (terutama dari daerah perkotaan)
- Wabah dan penyakit (baik bagi manusia, hewan maupun tumbuhan) dan penyebaran organisme yang menyebabkan infeksi
- Limbah industri anorganik (berbentuk gas, cair dan padat)
- Semakin menurunnya tingkat kesuburan tanah/ lahan untuk budidaya pertanian karena siklus pemanfaatan lahan yang terlalu intensif tanpa upaya penyuburan kembali (refertilization)
- Semakin banyaknya
areal semak-semak belukar dan tanah gundul bekas penebangan hutan
ilegal dan peladangan bakar yang tidak dihijaukan kembali
- Semakin banyaknya lubang-lubang bekas galian mineral tambang/ bekas galian tanah untuk pembuatan bata dan genting yang dibiarkan tanpa upaya reklamasi.
C. Dampak Kerusakan Lahan/ Tanah
Kerusakan
lahan atau tanah dapat menyebabkan berbagai dampak antara lain
terjadinya erosi dan sedimentasi serta masih banyak hal yang
ditimbulkan.
Erosi
mempunyai beberapa akibat buruk. Penurunan kesuburan tanah. Kedua
menurunnya produksi sehingga akan mengurangi pendapatan petani. Erosi
tanah dapat terjadi akibat adanya curah hujan yang tinggi, vegetasi
penutup lahan yang kurang. Kemiringan lereng dan tata guna lahan yang
kurang tepat. Pendangkalan sungai untuk mengalirkan juga berkurang dan
menyebabkan bahaya banjir. Pendangkalan saluran pengairan mengakibatkan
naiknya dasar saluran, mengurangi luas lahan pertanian yang mendapat
aliran irigasi.
Kerusakan sumber daya air selain banjir dan erosi adalah kekeringan dan
pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh aktivitas manusia. Kerusakan
sumber daya tanah dan air merupakan masalah yang tidak dapat
dipisahkan. Hal ini karena sebagai sumber daya alam,tanah mempunyai
peranan yang sangat penting. Sebagai sumber unsur bagi tumbuhan dan
sebagai media akar tumbuhan berjangkar dan tempat air tanah tersimpan.
Erosi yang terjadi secara terus menerus dapat mengakibatkan sedimentasi.
Sedimentasi adalah terbawanya material hasil dari pengikisan dan
pelapukan oleh Air, angin atau gletser ke suatu wilayah yang kemudian
diendapkan.
D. Remediasi
Remediasi adalah kegiatan untuk membersihkan permukaan tanah. Sebelum dilakukan remediasi hal yang perlu diketahui adalah:
- Jenis perusak atau pencemar (organik/ anorganik), terdegredasi/ tidak, berbahaya atau tidak.
- Berapa banyak zat perusak/ pencemar yang telah merusak/ mencemari tanah tersebut.
- Perbandingan Karbon (C), Nitrogen (N), dan Fosfat (P)
- Jenis tanah
- Kondisi tanah (basa, kering)
- Telah berapa lama zat perusak terendapkan di lokasi tersebut.
Ada dua jenis remediasi tanah:
a) In situ (on-site)
In
situ adalah pembersihan di lokasi. Pembersihan ini lebih murah dan
lebih mudah, terdiri dari pembersihan, venting (injeksi), dan
bioremediasi.
b) Ex situ (off site)
Ex situ meliputi penggalian tanah yang tercemar dan kemudian dibawa ke daerah yang aman. Dari daerah aman, tanah tersebut dibersihkan dari zat pencemar, caranya:
§ tanah tersebut disimpan di bak/ tangki yang kedap
§ kemudian pembersih dipompakan ke bak/ tangki tersebut
§ selanjutnya zat perusak/ pencemar dipompakan keluar dari bak yang kemudian diolah dengan instalasi pengolah air limbah. Pembersihan off-site ini jauh lebih mahal dan rumit.
E. Bioremediasi
Bioremediasi
adalah proses pembersihan perusakan atau pencemaran tanah dengan
menggunakan mikroorganisme (jamur, bakteri). Bioremediasi bertujuan
untuk memecah atau mendegradasi zat pencemar menjadi bahan yang kurang
beracun atau tidak beracun (karbondioksida dan air).
Empat teknik dasar yang biasanya digunakan dalam bioremediasi:
- Stimulasi
aktivitas mikroorganisme asli (di lokasi tercemar) dengan
penambahan nutrient, pengaturan kondisi redoks, optimasi PH, dan
sebagainya.
- Inokulasi
(penanaman) mikroorganisme di lokasi tercemar, yaitu mikroorganisme
yang memiliki kemampuan biotransformasi khusus.
- Penerapan immobilized enzymes.
- Penggunaan tanaman (phyroremediation)
Proses bioremediasi harus memperhatikan:
§ temperatur tanah
§ ketersediaan air
§ nutrient (N,P,K)
§ Perbandingan C:N kurang dari 30:1
§ ketersediaan oksigen